Judul Jurnal
|
PENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS
PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
|
Volume / Halaman
|
Volume 11/No. 1/ November 2014 :
83 - 102
|
Nama Penulis
|
Ardian Setianto dan Agung Juliarto
|
Tahun Jurnal
|
2014
|
Download
|
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan IFRS dan hubungannya
dengan komparabilitas pengungkapan aktiva tetap atau sekarang disebut PPE
(Property, Plant, dan Peralatan) dalam laporan keuangan. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan IFRS yang berfokus pada
perbandingan pengungkapan APD.
|
Metode Penelitian
|
Jenis penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan
melakukan analisis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling
dan 327 data observasi dianalisis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
digunakan analisis regresi berganda dengan SPSS Rilis 20, yaitu
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu, dengan
menggunakan perhitungan Struktur Aset, ROA (Return on Assets) dan Leverage.
Menggunakan Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Hipotesis Pengujian.
|
Variabel Penelitian
|
Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan aset
tetap. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
mengukur
tingkat
pengungkapan awal atau Initial High Disclosure (IDH). Variabel interaksi
penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode penerapan IFRS.
Periode penerapan IFRS diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Variabel
control, ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aktiva (Riyanto,
1998).
|
Hasil Penelitian
|
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013 yaitu berjumlah 139 perusahaan.
Perusahaan yang menyediakan laporan keuangan untuk tahun 2011-2013 serta
memenuhi kriteria sampel yaitu sebanyak 109 perusahaan per tahun. Total data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 327 pengamatan (109 perusahaan x 3
tahun).
Nilai rata-rata (mean) DISCL adalah 0,5224 yang berarti
dalam satu periode laporam keuangan, perusahaan telah mengungkapkan sebanyak
52,24% item pengungkapan aset tetap konvergensi IFRS.
Pada tabel 4., 327 pengamatan yang diolah menunjukkan
bahwa 205 perusahaan atau sebesar 62,7% perusahaan sampel memiliki selisih
indeks pengungkapan perusahaan yang bersangkutan dengan indeks pengungkapan
perusahaan terbaik lebih besar dari median. Adapun kondisi sebaliknya
ditunjukkan oleh 112 perusahaan atau sebesar 37,3% perusahaan sampel.
Uji
Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalam
model regresi distribusi data normal atau tidak, dapat dilihat pada grafik
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif data normal.
Uji
Multikolinieritas
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai tolerance semua
variabel mendekati angka 1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas dan
model regresi layak untuk dipakai.
Uji
Heteroskedastisitas
Dari gambar grafik scatterplot diatas terlihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji
Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson
sebesar 1,799. Nilai sigifikansi
tersebut berada antara dU (1,7616) dan 4 – dU yaitu 2,2384. Dengan demikian
menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah
autokorelasi.
Analisis
Regresi
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier di atas,
maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
DISCL = 0,445 + 0,92(IDH) + 0,28(IFRS1) + 0,33(IFRS2) –
0,30(IDH*IFRS1) – 0,38(IDH*IFRS2) + 0,001(SIZE) + 0,14(ROA) +
0,002(LnSCALEDB) + 0,000 LnLEV + e
Uji
Hipotesis
Koefisien
Determinasi (R2)
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi
yang ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0,775. Hal ini berarti bahwa
77,5% variasi indeks pengungkapan aset tetap dapat dijelaskan secara
signifikan oleh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
IDH, variabel interaksi IDH*IFRS1, IDH*IFRS2 dan dikontrol oleh SIZE,
LnSCALEDB, ROA, LnLEV. Sedangkan sisanya sebesar 22,5% indeks pengungkapan
aset tetap dapat dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model.
Uji
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil pengolahan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
nilai F sebesar 125,877 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih rendah
dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini
dapat digunakan.
Hasil Pengujian Tingkat Komparabilitas Pengungkapan Aset
Tetap Berdasarkan kedua hasil pengujian hipotesis yang telah diterangkan di
atas bahwa nilai signifikansi kedua variabel interaksi (0,000 dan 0,000)
lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien variabel interaksi yang semakin
negatif dari tahun ke tahun (IDH*IFRS1= -3,735 dan IDH*IFRS2= -4,721) maka dengan demikian
disimpulkan bahwa Hipotesis diterima.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hasil uji
variabel interaksi antara indeks pengungkapan awal aset tetap perusahaan
dengan periode penerapan IFRS tahun pertama dan periode penerapan IFRS tahun
kedua memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap tingkat pengungkapan
aset tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya penerapan
konvergensi IFRS ke dalam PSAK terbaru, perbedaan tingkat pengungkapan aset
tetap pada laporan keuangan perusahaan semakin berkurang.
Alasan mendasar atas hal ini yang pertama adalah, dengan
PSAK terbaru konvergensi IFRS, perusahaan semakin dituntut untuk
mengungkapkan informasi yang lebih luas sesuai dengan persyaratan yang
diwajibkan dalam standar akuntansi di Indonesia terbaru. Kedua, walaupun
perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas, namun
seiring berjalannya waktu, perusahaan semakin memahami apa yang diinginkan
oleh IFRS. Sehingga, dengan PSAK terbaru konvergensi IFRS, perbedaan laporan
keuangan antar perusahaan semakin kecil. Hal ini yang kemudian membuat
laporan keuangan konvergensi IFRS semakin dapat dibandingkan.
|
Kesimpulan
|
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
interaksi antara indeks pengungkapan awal aset tetap perusahaan (IDH) dengan
periode penerapan IFRS tahun pertama (IFRS1) dan periode penerapan IFRS tahun
kedua (IFRS2) memiliki pengaruh yang
signifikan negatif terhadap tingkat pengungkapan aset tetap. Hal ini menunjukkan
bahwa komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan
menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke
waktu.
Oleh para penyusunnya, IASB, IFRS dirancang untuk menjadi
standar akuntansi yang berlaku secara global. Akibatnya IFRS menjadi lebih
fleksibel dan memberi keleluasaan pada akuntan untuk menggunakan pertimbangan
profesional (professional judgement). Hal inilah yang menjadi kekhawatiran
bahwa dengan IFRS justru akan mempersulit komparabilitas laporan keuangan dan
menyuburkan manipulasi laporan keuangan. Penelitian ini telah membuktikan
bahwa kekhawatiran akan berkurangnya tingkat keterbandingan (comparability)
sebagai dampak berubahnya PSAK konvergensi IFRS yang kini bersifat
principle-based tidak terbukti.
|
Saran Penelitian
|
1. Perluasan objek penelitian dengan meneliti elemen laporan keuangan secara
keseluruhan, tidak hanya berfokus pada PSAK No.16: Aset Tetap dan dapat
menggunakan sampel perusahaan yang lebih luas lagi sehingga hasilnya lebih
dapat digeneralisasikan.
2. Dalam mengukur variabel pengungkapan aset tetap dapat dilakukan dengan
melibatkan lebih dari satu orang, untuk meminimalisasi unsur subjektifitas
dalam proses interpretasi disclosure checklist.
3. Untuk mengidentifikasi item-item pengungkapan dapat menggunakan checklist
berdasarkan peraturan yang berlaku lainnya atau dapat mengembangkan sendiri.
Sebab checklist yang berbeda dapat memberikan hasil penilaian yang berbeda
pula. Hal ini dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian
dalam skripsi ini.
4.
Penggunaan periode penelitian yang lebih panjang di tahun yang akan datang,
sehingga hasil penelitian lebih akurat.
|
Pendapat Mengenai Jurnal
|
Komparabilitas laporan keuangan sangatlah penting sebagai
konsekuensi pengadopsian IFRS maka sebaiknya diperlukan pengungkapan laporan
keuangan yang luas tidak hanya berfokus pada PSAK No. 16 tetapi dapat
menggunakan sampel perusahaan yang lebih luas lagi sehingga hasilnya dapat
digeneralisasikan, dan dapat melibatkan lebih dari satu orang sehingga dapat
meminimalisasi unsur subjektifitas dalam proses interpretasi disclosure
checklist. Selain itu dapat menggunakan periode penelitian yang lebih panjang
sehingga hasil penelitian lebih akurat.
|
5. REVIEW JURNAL PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 komentar:
Catat Ulasan