TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
Andini Predita Sari (20213898)
Diah Kartika Sari (22213350)
Dwi Puspita Sari (22213694)
Ester Valentin (22213984)
Hasanah Yusriyah
(23213968)
Saulina Bernadet (28213319)
Tia Ayu Ningsih
(28213878)
SALAH SATU KOPERASI DI INDONESIA YANG
SUKSES DAN KUNCI KEBERHASILAN KESUKSESANNYA
Koperasi Sejahtera Bersama (KSB) Bogor
Koperasi
Sejahtera Bersama (KSB) Bogor yang mendirikan SB Mart, Furnimart
dan Mer Furniture. Hal ini dapat kita lihat pada jaringan minimarket SB Mart
bertebaran di Jawa Barat. Total hingga saat ini ada 45 gerai yang tersebar di
Bandung, Bogor, hingga kawasan Puncak. Ada juga toko mebel Mer Furniture dan
Furnimart yang punya sembilan toko di Depok, Kuningan, dan Bandung. Omzet usaha
ini juga cukup besar. Dalam sehari, satu gerai SB Mart bisa menghasilkan Rp 8
juta. Sebulan, keseluruhan minimarket tersebut menghasilkan Rp 9,6 miliar.
Begitu juga dengan sembilan toko mebel yang omzetnya bisa mencapai Rp 1,3
miliar per bulan. Sehingga dengan demikian atas keberhasilan koperasi ini maka
kesejahteraan anggota bertambah dan masyarakat umum pun merasakan manfaat
positif dari pelayanannya tersebut.
Keberhasilan bisnis KSB Bogor tidak bisa
dilepaskan dari sosok Dasep Surahman, salah satu pendiri. Koperasi
Sejahtera Bersama (KSB) sekaligus
perintis SB Mart dan Furnimart. Di tangan pria kelahiran Sukabumi, 6 Desember
1972 ini bisnis KSB semakin menggurita.
Darah pengusaha memang mengalir pada bapak dua orang putri ini. Meski lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Pak Mamad Akhmad, seorang pengusaha restoran di Sukabumi, dan Bu Atikah, Dasep tidak lantas mengandalkan kekayaan orangtua.Saya sudah berusaha sejak muda, ujarnya. Setelah lulus dari jurusan teknik industri di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 1996, ia memutuskan menikah dan tidak bekerja kantoran. Ia tidak ingin pulang ke Sukabumi, tapi ingin tinggal di Bandung. Berbekal uang pinjaman dari orangtua sebesar Rp 10 juta, pada 1997, Dasep merintis bisnis rajutan dan pakaian bersama istrinya, Reny Hermawati, di Kota Kembang. Ia menggunakan uang itu untuk membeli satu unit mesin jahit seharga Rp 3 juta, dan sisanya untuk belanja bahan baku kain.
Bisnis pertama ini terbilang lancar. Dalam tempo tiga tahun, pelanggan sudah banyak. Tahun 2000, Dasep bisa membeli hingga 40 unit mesin rajutan. Karyawannya terus bertambah hingga mencapai 60 orang. Sayangnya, pada tahun 2001, Dasep salah memenuhi pesanan pakaian dari pelanggan. Sudah bisa ditebak, pelanggannya menolak pengiriman barang. Alhasil, ribuan pakaian menumpuk di gudang dan ia menanggung kerugian puluhan juta rupiah.
Darah pengusaha memang mengalir pada bapak dua orang putri ini. Meski lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Pak Mamad Akhmad, seorang pengusaha restoran di Sukabumi, dan Bu Atikah, Dasep tidak lantas mengandalkan kekayaan orangtua.Saya sudah berusaha sejak muda, ujarnya. Setelah lulus dari jurusan teknik industri di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 1996, ia memutuskan menikah dan tidak bekerja kantoran. Ia tidak ingin pulang ke Sukabumi, tapi ingin tinggal di Bandung. Berbekal uang pinjaman dari orangtua sebesar Rp 10 juta, pada 1997, Dasep merintis bisnis rajutan dan pakaian bersama istrinya, Reny Hermawati, di Kota Kembang. Ia menggunakan uang itu untuk membeli satu unit mesin jahit seharga Rp 3 juta, dan sisanya untuk belanja bahan baku kain.
Bisnis pertama ini terbilang lancar. Dalam tempo tiga tahun, pelanggan sudah banyak. Tahun 2000, Dasep bisa membeli hingga 40 unit mesin rajutan. Karyawannya terus bertambah hingga mencapai 60 orang. Sayangnya, pada tahun 2001, Dasep salah memenuhi pesanan pakaian dari pelanggan. Sudah bisa ditebak, pelanggannya menolak pengiriman barang. Alhasil, ribuan pakaian menumpuk di gudang dan ia menanggung kerugian puluhan juta rupiah.
Tak cuma itu, berhubung modal usaha banyak didapat dari pinjaman, Dasep harus memenuhi kewajiban. Saat itu merupakan masa habis-habisan. Untuk menanggung semua kerugian, ia harus melepas semua harta benda yang telah dikumpulkan selama beberapa tahun. Ia terpaksa menjual rumah dan mobil semua untuk membayar bayar utang. Saat simpanannya terkuras habis, Dasep masih harus menanggung istri dan dua anak berusia di bawah lima tahun. Ia bahkan pernah hanya memiliki uang Rp 3.000. Terdesak keadaan, ia memilih pulang ke rumah orangtuanya di Sukabumi. Namun, bersama orangtuanya, Dasep hanya bertahan sebulan. Prinsip ingin mandiri dan lepas dari bantuan orangtua mendorongnya bekerja lagi di Bandung.
Pada tahun 2002, ia menjadi agen sebuah
perusahaan asuransi. Pekerjaan ini hanya dijalani selama beberapa bulan
lantaran tidak betah. Jiwa usahanya kembali muncul. Dasep berbisnis segala macam,
mulai dari jual beli mobil sampai barang kebutuhan umum. Meski memiliki anak
buah, ia tidak malu terjun ke lapangan. Bagi
saya, yang penting bisa menghasilkan makan dari usaha,
tandas dia. Rupanya, semangat pantang menyerah itu membuahkan hasil. Tahun
2004, mantan mentornya di asuransi, Iwan Setiawan, mengajak mendirikan sebuah
koperasi. Bak gayung bersambut, Dasep menerima tawaran itu. Ia merasa tidak ada
motivasi khusus selain butuh pekerjaan tetap.
Di usaha bernama Koperasi Sejahtera Bersama
(KSB), Iwan menduduki posisi sebagai ketua, dan Dasep sebagai sekretaris. Di
awal pendirian koperasi, ia ikut terjun ke lapangan mencari anggota. Tahun
2005, setelah anggotanya banyak, ia membesarkan unit usaha ritel dan
perdagangan KSB. Tidak mau mengulang kegagalan di bisnis rajutan, Dasep
merancang serius bisnis ritel. Melihat potensi besar bisnis minimarket, tahun
2005, ia bermitra dengan PT Indomarco Prismatama mendirikan 30 Indomaret. Pada
tahun 2007, ia juga mendirikan jaringan minimarket mebel bernama Furnimart dan
Mer Furniture. Lambat laun, usaha ini sukses dan berhasil memikat warga di
Bandung, Kuningan, dan Depok.
Namun, Dasep belum puas. Melihat
pertumbuhan minimarket yang semakin besar, tahun 2010, Dasep mendorong KSB
harus memiliki minimarket sendiri bernama SB Mart. Agar tidak kalah dari
pesaingnya, SB Mart menerapkan harga khusus bagi anggota koperasi.
Kunci Keberhasilan Koperasi Sejahtera
Bersama
a.
Capacity for hard work (Kemauan bekerja keras)
Sikap
kerja keras yang merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dan dalam
pelaksanaannya terdapat satu unsur yang sangat penting serta mendukung sikap
ini yaitu disiplin dalam menggunakan waktu.
b.
Getting Things Done With And Through People (Bekerjasama dengan orang
lain)
Berprilaku menyenangkan bagi semua
orang dan juga memiliki banyak teman baik kalangan atas ataupun kalangan bawah
serta menghindarkan permusuhan merupakan kiat menjalin kerjasama dengan orang
lain sehingga akan memudahkan dalam mencapai keberhasilan.
c. Good Appearance (Penampilan yang baik)
c. Good Appearance (Penampilan yang baik)
Penampilan ini bukan berarti
penampilan body face /muka yang elok atau paras yang cantik, akan tetapi lebih
ditekankan pada penampilan perilaku yang baik, jujur pada siapapun.
d.
Self Confidence (Yakin)
Self confidence ini
diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari dengan melangkah pasti, tekun,
sabar, tidak ragu-ragu, memiliki keyakinan diri bahwa kesuksesan pasti akan
diraih.
e.
Making Sound Decision (Pandai membuat keputusan)
Sikap memiliki pertimbangan yang
matang dalam memilih alternatif pilihan dengan mengumpulkan terlebih dahulu
berbagai informasi yang akurat merupakan langkah yang terbaik dalam membuat
suatu keputusan dengan tidak ragu-ragu.
f.
College Education (Mau menambah ilmu pengetahuan)
Rajin mengembangkan wawasan dengan
melakukan penambahan ilmu pengetahuan dengan cara mengikuti pendidikan tambahan
yang berupa pelatihan, kursus, penataran, membaca buku dan lain sebagainya.
g.
Ambition Drive (Ambisi untuk maju)
Sikap memiliki semangat tinggi, mau
berjuang untuk maju, gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan dan mampu
melihat ke depan dan berjuang untuk menggapai apa yang dicita-citakan.
h.
Ability to Communicate (Pandai berkomunikasi)
Keterampilan berkomunikasi dengan cara
pandai mengorganisasi buah pikiran kedalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas,
menggunakan tutur kata yang enak didengar dan mampu menarik perhatian orang
lain, serta harus diikuti oleh perilaku jujur dan konsisten.
TINGKAT
PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna
karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
A. Statistik Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah
pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan
lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan
untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan
lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja,
menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif
untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat
digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.
B. Jenis
Pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja,
pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
·
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
·
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak
karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
· Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah
pengangguran karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik.
· Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
·
Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran
yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat
menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang
diterapkan.
·
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada.
Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau
daya beli produk oleh masyarakat menurun.
·
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang
berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan
perikanan. Contohnya adalah para petani dan nelayan.
·
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang
hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
·
Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak
adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis
ini disebut juga pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas
berdasarkan keahliannya tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak
sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka
tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya
harus membeli paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan
oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak
silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak
kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
· Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat
pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk
menciptakan lapangan kerja.
·
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa
pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita
sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini
disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk
pegawai atau petugas pemadam
kebakaran atau penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti
demikian tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada
pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.
C. Penyebab Pengangguran
·
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
·
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
·
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efekpsikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan
sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
D.
Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian negara
4.
Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
E. Cara Mengatasi Pengangguran
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
Cara mengatasi pengangguran struktural
Untuk mengatasi pengangguran
jenis ini, cara yang digunakan adalah:
·
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
· Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
· Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
·
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
Cara mengatasi pengangguran friksional
Untuk mengatasi pengangguran
secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
· Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya.
· Deregulasi dan debirokratisasI di berbagai
bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
·
Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
· Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.
· Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang
investasi baru dari kalangan swasta.
Cara mengatasi pengangguran musiman
Jenis pengangguran ini bisa
diatasi dengan cara sebagai berikut:
·
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
· Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu
ketika menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi pengangguran siklis
Untuk mengatasi pengangguran
jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
·
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
·
Meningkatkan daya beli masyarakat.
DATA-DATA TINGKAT PENGANGGURAN TAHUN 1990-2013 DI INDONESIA
Grafik Tingkat Pengangguran Tahun
1990-2013
Diagram Tingkat Pengangguran Tahun 1990-2013
Referensi
: